JNE Antarkan Kebahagiaan dalam Festival Cian Cui di Pekanbaru

JNE Antarkan Kebahagiaan dalam Festival Cian Cui di Pekanbaru

HARIANRIAU.CO - Festival Perang Air atau Cian Cui telah menjadi tradisi masyarakat di Riau dalam perayaan Imlek dan hari besar lainnya tiap tahun. Di Imlek kali ini, JNE Pekanbaru pun turut memeriahkan festival yang digelar selama 6 hari pada 25 – 30 Januari 2020 setiap sore jam 16.00 – 18.00 tersebut.

Beragam merchandise menarik dibagi-bagikan kepada peserta festival Cian Cui dan juga warga di Selat Panjang yang juga ikut menyaksikan sebagai “angpao” dari JNE. Maskot JNE, yaitu JONI pun hadir untuk menyemarakan suasana.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, festival dilaksanakan di ruas jalan protokol yang mengelilingi kota Selat Panjang, Kabupaten Kepulauan Meranti. Jl. Kartini, Jl. Imam Bonjol, Jl. Ahmad Yani, Jl. Tebingtinggi, dan Jl. Diponegoro menjadi pusat keramaian dan keceriaan warga dalam festival Cian Cui.

Hui Mandra, Kepala Cabang JNE Pekanbaru, menyampaikan, “Festival Perang Air Cian Cui sudah masuk ke dalam festival Museum Rekor-Dunia Indonesia (Muri) dan menjadi agenda tahunan di Selat Panjang, Kabupaten Kepulauan Meranti. Ini sebuah keistimewaan karena tidak ada di daerah lain di Indonesia. Oleh karena itu, JNE harus dapat turut mendukungnya sebagai wujud dari semangat tagline “Connecting Happiness”. Hui Mandra juga menambahkan, “Merupakan suatu kebanggaan bisa turut memeriahkan salah satu hari besar yang dirayakan beramai-ramai oleh masyarakat dimana rasa persatuan sangat terasa. Kami akan terus berupaya berkontribusi dalam hari-hari besar lainnya agar dapat selalu mengantarkan kebahagiaan”.

Kabupaten Kepulauan Meranti telah dikenal sebagai pemilik tradisi perang air sejak dulu, namun mulai tahun 2016 dilakukan pergantian nama menjadi Cian Cui. Perhelatan tahunan ini dipandang unik di dunia dan menjadi salah satu daya tarik wisata karena hanya dilaksanakan di dua Negara yakni di Indonesia dan Thailand yang menyebutnya sebagai festival ‘Songkran’.

Awalnya, perayaan ini diisi dengan tradisi saling tembak menggunakan peluru plastik, namun warga selat panjang merasa khawatir jika tradisi perayaan ini membahayakan bagi anak-anak. Lalu beralihlah dengan menggunakan pistol air sehingga disebut dengan Perang Air.

Selain Imlek, tradisi perayaan ini pun menjadi kebiasan warga Selat Panjang saat merayakan lebaran Idul Fitri. Bahkan, dijadikan ajang pariwisata sejak 2013 yang membaurkan warga dari semua etnis di SelatPanjang, Kabupaten Kepulauan Meranti. Rls

Halaman :

Berita Lainnya

Index